20 January 2010

caricatur on COMPAS NEWS-BATIK














ANAK DENGAN KETERBATASAN
Kami Juga Ingin Bisa Mandiri
Rabu, 20 Januari 2010 | 04:02 WIB
Delapan siswi kelas XI dan XII Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi, Kemiling, Bandar Lampung, Sabtu (16/1) pagi, sibuk berbincang dengan menggerakkan jari-jemari mereka di kelas membatik. Sekali-sekali mereka menunjuk-nunjuk ke arah kompor kecil yang di atasnya terdapat wajan kecil tempat malam cair yang panas atau ke motif batik yang tengah mereka gambar. Lalu mereka tertawa atau saling menepuk bahu.
Namun, obrolan mereka sama sekali tidak bisa dipahami. Dari gerakan tangan dan ekspresi mereka, satu hal yang bisa disimpulkan, anak-anak itu sedang membicarakan motif batik dan cairan malam panas yang digunakan membatik pagi hari itu.
Hartatiningsih, guru pendamping membatik siswa-siswi yang memiliki keterbatasan, yakni ketidakmampuan mendengar dan berbicara, itu, berupaya membangkitkan semangat mereka.
”Selain batik, sebetulnya kami juga mengajarkan jenis keterampilan lain, di antaranya memasak, menjahit, hingga membuat kerajinan tangan,” ujar Tini, panggilan akrab Hartatiningsih.
Bagi siswa-siswi itu, membatik adalah hal baru. Sejak satu bulan lalu mereka mendapat pelatihan membatik. Pelatihan dilakukan melalui kerja sama dengan Lembaga Kursus dan Pelatihan Batik Tulis Siger dan produsen Batik Lampung Gabovira,
Melalui lembaga kursus itu, mereka mendapat pelatihan mengenai sejarah batik tulis, pembuatan batik tulis, motif batik Lampung, dan cara membatik. Siswa-siswa tersebut mendapatkan peralatan membatik, kain, serta malam atau lilin untuk membatik.
Dengan alasan saat ini batik motif Lampung sudah sangat dikenal masyarakat Lampung, siswa-siswi diarahkan untuk mengembangkan batik motif kreasi baru. Namun, jika dicermati, mereka masih mencampurkan motif Jawa dan Lampung.
”Tidak apa-apa. Kreativitas mereka masih akan terus berkembang,” ujar Abdul Halim, pembimbing membatik lainnya.
Dengan bantuan Tini sebagai penerjemah, Nanda Restina Hanum, siswi kelas XI SLB Dharma Bhakti Dharma Pertiwi, mengungkapkan sangat suka membatik. Kain batik pertama yang ia lihat adalah kain batik milik ibunya. ”Ada motif bunga dan tanaman yang menarik. Sekarang saya bisa menggambarnya,” ujar Hanum.
Itu sebabnya di lembaran kain yang sedang dibatik oleh Hanum terdapat gambar bunga, sulur-suluran, dan siger atau mahkota pengantin yang merupakan motif Lampung.
Namun, secara pelan-pelan dan terus-menerus siswa-siswi itu dilatih untuk bisa mengembangkan motif-motif khas Lampung, seperti jung atau kapal, pucuk rebung, cengkeh, ataupun kopi.
Gatot Kartiko, pemilik Batik Lampung Gabovira, mengatakan, rintisan SLB tersebut sudah bagus. Siswa-siswi dengan keterbatasan dididik untuk bisa mandiri dengan pemberian keterampilan.
Kelebihan
Dari pengamatannya dalam satu bulan ini, Gatot melihat anak-anak yang memiliki keterbatasan itu mampu menyelesaikan pekerjaan mereka dengan bagus. Keterbatasan justru merupakan kelebihan mereka.
”Mereka memiliki konsentrasi yang sangat bagus, tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar” ujar Gatot.
Menurut Gatot, saat orang normal membatik tulis, mereka akan mudah terganggu oleh suara-suara bising ataupun kegiatan di sekitar mereka. Hasilnya, kain yang seharusnya selesai dibatik dalam waktu satu minggu bisa mundur lebih lama. Sementara anak-anak dengan keterbatasan tersebut bisa tetap asyik bekerja, tanpa terganggu oleh suara bising ataupun kegiatan-kegiatan di sekitar mereka.
Laila Al-Khusna, pemimpin Lembaga Belajar Batik Tulis Siger, mengatakan, anak-anak tersebut memiliki ketekunan dan ketelatenan yang tidak dimiliki orang normal. ”Apabila terus dilatih dan diasah, mereka bisa menjadi pembatik yang bagus.”
Dilihat dari sisi produksi batik motif Lampung yang saat ini tengah booming, mereka bisa mengisi kebutuhan tenaga kerja membatik yang saat ini masih sulit diperoleh di Lampung. Dari sisi anak-anak tersebut, membatik bisa mereka manfaatkan sebagai cara untuk mandiri.
Laila mencontohkan Hardianto, siswa kelas XII SLB Dharma Bhakti Dharma Pertiwi. Ia mampu menyelesaikan satu lembar batik tulis dalam waktu satu minggu. Selain itu, beberapa kain batik yang sudah dihasilkan Hardianto indah dan bercerita.
Melalui pembicaraan dengan cara ditulis di atas kertas, Hardianto pun menyatakan sangat suka membatik. Namun, ia belum tahu apakah akan menjadikan batik sebagai pekerjaannya atau bekerja di bidang lain.
Berbeda dengan Hardianto, Desy Susanti, siswi lain, mengatakan ingin terus membatik. Ia ingin membuat kain-kain bermotif bagus dan bisa dikenakan dengan pantas.
Gatot mengatakan, dengan tingkat pemasaran batik motif Lampung yang terus berkembang, Gabovira bersedia menampung hasil karya siswa-siswa berketerbatasan tersebut. ”Apabila motifnya bagus dan hasil produksinya menarik, kami bersedia menampung dan memasarkannya,” ujar Gatot.
Itu sebabnya, setiap kali siswa-siswi tersebut selesai membatik, mereka akan mengolah menjadi kain batik di lokasi produksi Gabovira atau Lembaga Belajar Batik Tulis Siger. Mereka akan mengetahui hasil karyanya dan kemudian mendapat evaluasi atas hasil karya mereka.
Tini mengatakan, cara berlatih tersebut diharapkan bisa terus memotivasi anak-anak yang memiliki keterbatasan itu. Hal itu memotivasi bahwa mereka bisa sama seperti orang normal lainnya. Semoga.
(Helena F Nababan)

No comments:

Caricatur of "Seni rupa"

Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni murni, kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts.

http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_rupa

Caricatur of "Seni grafis"

Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya dikenal sebagai 'impression'. Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil yang unik. Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan , secara teknis disebut dengan matrix. Matrix yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng untuk engraving atau etsa; batu digunakan untuk litografi; papan kayu untuk woodcut/cukil kayu. Masih banyak lagi bahan lain yang digunakan dalam karya seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya seni orisinil, bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat menciptakan sebuah edisi, di masa seni rupa modern masing-masing karya ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa karya tersebut adalah edisi terbatas.

Warna

Pembuat karya grafis memberi warna pada cetakan mereka dengan banyak cara. Seringkali pewarnaannya -- dalam etsa, cetak saring, cukil kayu serta linocut -- diterapkan dengan menggunakan plat, papan atau screen yang terpisah atau dengan menggunakan pendekatan reduksionis. Dalam teknik pewarnaan multi-plat, terdapat sejumlah plat, screen atau papan, yang masing-masing menghasilkan warna yang berbeda. Tiap plat, screen atau papan yang terpisah akan diberi tinta dengan warna berbeda kemudian diterapkan pada tahap tertentu untuk menghasilkan keseluruhan gambar. Rata-rata digunakan 3 sampai 4 plat, tapi adakalanya seorang seniman grafis menggunakan sampai dengan tujuh plat. Tiap penerapan warna akan berinteraksi dengan warna lain yang telah diterapkan pada kertas, jadi sebelumnya perlu dipikirkan pemisahan warna. Biasanya warna yang paling terang diterapkan lebih dulu kemudian ke warna yang lebih gelap.Pendekatan reduksionis untuk menghasilkan warna dimulai dengan papan kayu atau lino yang kosong atau dengan goresan sederhana. Kemudian seniman mencukilnya lebih lanjut, memberi warna lain dan mencetaknya lagi. Bagian lino atau kayu yang dicukil akan mengekspos (tidak menimpa) warna yang telah tercetak sebelumnya.Pada teknik grafis seperti chine-collé atau monotype, pegrafis kadang-kadang hanya mengecat warna seperti pelukis kemudian dicetak.Konsep warna subtraktif yang juga digunakan dalam cetak offset atau cetak digital, di dalam software vektorial misalnya Macromedia Freehand, CorelDraw atau Adobe Ilustrator atau bitmap ditampilkan dalam CMYK atau ruang warna lain.
http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_grafis